Saturday, April 26, 2014

Waspadai Penyakit 'Ain





 Tahukah kamu tentang penyakit yang timbul karena tatapan mata baik dengan penuh takjub kekaguman ataupun dengan rasa iri dan dengki bahkan bisa terjadi dari orang yang shaleh sekalipun. Penyakit ini dalam islam disebut penyakit 'Ain.
Banyak orang yang langsung jatuh sakit dan kekuatan tubuhnya melemah, semua itu terjadi melalui efek yang Allah azza wa jalla jadikan didalam ruh, dan karena ruh itu berkaitan erat dengan mata maka perbuatan (menyebabkan sakit) itu dinisbahkan kepada mata. Padahal bukan mata itu sendiri yang memberikan efek, yang memberikan efek itu tidak lain adalah ruh. Jadi yang keluar dari mata orang yang menyebabkan penyakit adalah 'ain. Ia seperti boomerang yang tidak nampak oleh mata.

"Jadi yang keluar dari ‘ain adalah penggambaran kata kata dari penjabaran apa yang dilihat oleh mata, baik diiri dengan hati dengki, atau kekaguman yang tanpa rasa dengki dalam hati, namun tidak diiringi dengan dzikir kepada Allah, sehingga setan menyerang terhadap apa yang menjadi penggambaran tadi".

Siapa saja yang dapat menjadi pelaku 'Ain??

* Orang Yang Berhati Jahat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan dari keburukan orang yang dengki ketika dengki.” (QS. Al-Falaq:5).


*Orang Yang Berhati Baik.

Yaitu ketika lupa mendoakan keberkahan pada sesuatu tersebut. 
Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ

Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar). 
(HR Ahmad).


Tanda-tanda terkena ‘ain 

*Pada anak-anak.


  • Tanda-tanda anak yang terkena ‘ain di antaranya adalah menangis secara tidak wajar (bukan karena lapar, sakit atau mengompol), kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu pada ibunya tanpa sebab, atau kondisi tubuh sang anak kurus kering dan tanda-tanda yang tidak wajar lainnya.
Sebagaimana dalam hadits dari Amrah dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata, “Pada suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu Beliau berkata,“Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang bisa mengobati dia dari penyakit ‘ain?” (HR. Ahmad, Baqi Musnadil Anshar. 33304).

  • Begitu pula hadits Jabir radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’ binti Umais, “Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma menjawab, “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain”. Beliau berkata, “Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!”(HR. Muslim, Ahmad dan Baihaqi).   

*Pada Orang Dewasa
  • Diriwayatkan dengan shahih dari Ummu Salamah bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah melihat seorang budak wanita di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam. Beliau berkata,”Ruqyah wanita ini, ia terkena ‘ain. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan Muslim,Al-Hakim,Abu Nu’aim dan Al-Isma’ili dalam Mustakhroj-nya serta Ath-Thobroni).
  • Diriwayatkan Imam Ahmad dan At-Tirmidzi, ia menshahihkannya, dari Asma binti Umais bahwa ia mengatakan,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Bani Ja’far tertimpa ‘ain; apakah aku boleh meminta ruqyah untuk mereka?” Beliau menjawab, “Ya, seandainya ada sesuatu yang mendahului takdir niscaya ‘ainlah yang mendahuluinya.”

Mencegah Kejahatan 'Ain :

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam memberikan arahan pada siapa saja yang  melihat sesuatu yang membuatnya takjub agar mendoakan baginya keberkahan. Al-Munaawiy berkata :
بأن يقول اللهم بارك فيه
“Yaitu agar berkata : Allaahumma baarik fiihi (Ya Allah berikanlah keberkahan padanya)”.
Dan dalam keadaan jika terjadi ‘ain, obat yang disyari'atkan untuk digunakan adalah :
1. Membaca Doa
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Tidak ada ruqyah melainkan jika terkena ‘ain atau bisa". Dahulu malaikat Jibril meruqyah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka Jibril mengatakan : Bismillaah urqiika min kulli syai'in yu’dziika, min syarri kulli nafsin au ‘ainin haasidin, Allahu yasyfiika, bismillah urqiika (Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menganggumu, dan dari kejahatan setiap jiwa, atau kejahatan ‘ain yang hasad, semoga Allah menyembuhkanmu, dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu) 
2. Mandi
Sebagaimana Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan ‘Aamir bin Rabii'ah dalam hadits yang terdahulu, kemudian menuangkannya pada orang yang tertimpa ‘ain yaitu dengan membasuh anggota tubuhnya dan bagian dalam sarungnya. Dan yang semisal dengannya adalah bagian dalam gutrah-nya, tutup kepalanya, dan pakaiannya. Wallaahu a’lam”

Dan pencegah-pencegah ‘ain yang disebutkan di atas tidaklah mengapa dan tidak menghilangkan tawakkal, bahkan itulah tawakkal. Karena sesungguhnya tawakkal adalah bersandar pada Allah subhaanahu, dengan melakukan sebab-sebab yang Allah bolehkan atau perintahkan dengannya. Dan dahulu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melindungi Al-Hasan dan AlHusain dengan mengatakan :
أعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ، ومن كل عين لامة" ويقول : هكذا كان إبراهيم يعوذ إسحاق وإسماعيل عليهما السلام
“Saya meminta perlindungan (kepada Allah) untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua syaithaan dan binatang yang berbahaya, dan dari semua ‘ain yang jahat”.
Dan beliau berkata : Begitu juga dulu Nabi Ibraahiim melindungi Ishaaq dan Ismaa'iil‘alaihimas-salaam [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy].
Dengan tulisan ini, sampailah tujuan apa yang ingin dikatakan, yaitu memberikan petunjuk kaum muslimin untuk menggunakan bentuk (lafadh) yang syar'ii ketika melihat sesuatu yang membuat mereka kagum sehingga mereka tidak mengganggu/menyakiti saudara-saudara mereka yang muslim. Dan kepada orang yang memberikan ‘ain, untuk saling tolong-menolong dengan orang yang tertimpa ‘ain atau keluarganya jika diminta darinya untuk mandi : 
Apabila seseorang melihat sesuatu yang mengagumkan pada diri saudaranya, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya, inilah cara untuk mencegah penyakit ‘ain. Rasulullah shallallahu’ala ihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ ، أَوْ مِنْ نَفْسِهِ ، أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Apabila seorang dari kalian melihat sesuatu dari saudaranya, atau melihat diri saudaranya, atau melihat hartanya yang menakjubkan, maka hendaklah ia mendoakan keberkahan untuk saudaranya tersebut, karena sesungguhnya penyakit ‘ain benar-benar ada.” [HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amir, Ash-Shahihah, no. 2572]

No comments:

Post a Comment