“Setiap penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit
akan sembuh dengan izin Allah Subehanahu wa ta’ala.” (HR. Muslim)
Dengan pengobatan yang
tepat, dosis yang sesuai disertai doa
dan
keyakinan, tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali penyakit yang
membawa kematian.
Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih sarat
dengan beragam penyembuhan dan obat yang bermanfaat dengan izin Allah
Subehanahu wa ta’ala. Sehingga mestinya kita tidak terlebih dahulu berpaling
dan meninggalkannya untuk beralih kepada pengobatan kimiawi yang ada di masa
sekarang.
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya
berpalingnya mereka dari pengobatan dengan Al-Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.” Dengan demikian, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan
pengobatan nabawiyyah sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya
dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya
datang dari Allah Subehanahu wa ta’ala lewat lisan Rasul-Nya Sholallohu ‘alaihi
wassallam. Sementara pengobatan dengan obat-obatan kimiawi (pengobatan cara
barat) kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi.
Pengobatan yang diajarkan Nabi Sholallohu ‘alaihi wassallam diyakini kesembuhannya
karena bersumber dari wahyu. Sementara pengobatan dari selain Nabi Sholallohu
‘alaihi wassallam kebanyakannya dugaan atau dengan pengalaman / uji coba.
Ibnul Qayyim berkata: “Pengobatan ala-Nabi
tidak seperti layaknya pengobatan para ahli medis. Pengobatan ala-Nabi dapat
diyakini dan bersifat pasti (qath’i), bernuansi ilahy, berasal dari wahyu dan misykat nubuwah serta
kesempurnaan akal.
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan
suatu penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan
tertentu, dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya.
Seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Dzat yang memberikan penyakit dan
menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah Ta’ala. Seorang hamba hendaknya
selalu bersandar kepada-Nya dalam segala keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa
memohon kepada-Nya agar menghilangkan segala kemudharatan yang tengah
menimpanya
Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda:
“Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan
untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah bekam (hijamah).” (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud)
Sabda Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wassallam:
“Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan
adalah al-hijamah.” (HR. Ahmad, shahih)
FAKTA:
Pada saat ini di negeri-negeri barat (Eropa
dan Amerika) melalui penelitian ilmiah, serius dan terus-menerus menyimpulkan
fakta-fakta ilmiah bagaimana keajaiban bekam sehingga mampu menyembuhkan
berbagai penyakit secara lebih aman dan efektif dibandingkan metode kedokteran modern.
Sehingga bekam mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermuncullah
Ahli Bekam serta Klinik Bekam di kota-kota besar di Amerika dan Eropa. Bahkan
pada tahun-tahun terakhir ini pengobatan dengan bekam telah dipelajari dalam
kurikulum fakultas kedokteran di Amerika, walaupun mereka tidak pernah mau
mengakui bahwa bekam adalah warisan Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wassallam,
dokter terbaik sepanjang zaman. Ironisnya, sekarang ini orang Islam sendiri
masihmemandang sinis terhadap thibbun
nabawi, padahal kita semua mengakui secara lisan
bahwa Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wassallam adalah uswatun khasanah. Semoga
Allah Subehanahu wa ta’ala menyelamatkan aqidah kita!
No comments:
Post a Comment